Skip to main content

Posts

Happy Birthday Ayah

Ternyata Indonesia sudah tua. 72 Tahun, itu terlalu tua untuk dibayangkan. Membayangkan seorang ayah yang sudah mulai pikun dengan mata yang rabun yang duduk di kursi roda dan parahnya ditinggalkan oleh anak dan cucu-cucunya. Sendirian di dalam kamar dan tidak satupun yang peduli. Ga nyangka jika keadaan Indonesia separah itu. Indonesia sudah berumur, dan anak cucunya meninggalkannya. Rapuh, kering, sakit-sakitan karna tidak ada yang memperhatikan dan menjaganya. Untuk siapa kekayaan negara ini, jika akhirnya tidak dinikmati oleh kita? Para pahlawan menumpahkan darah untuk kemerdakaan Indonesia tetapi kita masih menumpahkan darah sesama kita? Kita bukan kanibal! Indonesia sudah tua! Jika dia dapat berbicara “pulanglah anakku, jaga ayah di sini. Warisan ini masih banyak untukmu. Jangan jual ayah, ayah sudah sakit. Berhentilah berkelahi dengan abangmu dan adikmu. Jika seandainya aku mati nanti, jangan kubur Pancasila, hanya karna itu ayah masih kuat dalam kesendirian sambil mena
Recent posts

Bagaimana mengucap syukur?

Hari ini seharusnya adalah hari istimewa untukku. Dimana seharusnya aku dapatin hasil dari perjuangan 4 setengah tahun ku di perkuliahan. Wisuda, ya. Aku terlihat tidak sebahagia mereka; teman-teman angkatan ku. Mereka sudah mencapai garis akhir. Sedangkan kelulusan ku ditunda di bulan Agustus tahun depan. Aku seperti melihat track run ku terlalu panjang. Berkilo-kilo meter panjangnya. Mereka berlari begitu cepat dan aku jauh tertinggal di belakang. Ada apa denganku? Semua berawal dari satu keputusan yang keliru. Aku tidak mau menyalahkan sebab yang lain. Yang ku tahu, aku salah. Aku sadar bahwa aku tidak serius dalam melayani Tuhan, sehingga itu berdampak kepada konsep berpikir ku yang salah dan manajemen perasaanku yang juga salah. Aku teringat kepada perkataan sahabat rohani ku di kelas “James, kamu itu adalah orang yang akan ‘meledak’ tapi tidak bisa ‘meledak’ karna ada satu hal yang membuat kamu tertahan.” Dua tahun aku tidak mengetahui hal apa yang dia maksud. Set

Pengabdian atau Profesi?

Manusia memiliki banyak kebutuhan, salah satunya adalah finansial. Siapapun dimanapun dia berada, manusia butuh sesuatu untuk memenuhi kehidupannya untuk dapat bertahan hidup. Bertahan hidup berarti mempertahankan nyawanya untuk dapat melanjutkan kehidupannya hari ini hingga esok hari. Tapi bagaimana jadinya jika konteksnya adalah "hamba Tuhan"? Hamba Tuhan simplenya berarti menghambakan dirinya penuh kepada Tuhan (termasuk di dalamnya adalah haknya sebagai manusia). Hamba Tuhan adalah manusia. Segala keinginannya pasti sejalan dengan kekhawatirannya. Tetapi lucunya firman Tuhan mengatakan untuk tidak khawatir tentang apapun juga (Fil. 4:6). Hamba tidak punya hak untuk meminta imbalan  terhadap jasanya tetapi tuannya mempunyai hak untuk memberi imbalan kepada jasa hambanya. Hamba Tuhan berarti mengabdi . Di luar dari itu adalah profesi.  Untuk memisahkan mana pengabdian dan profesi, kita harus membedakan panggilan dan pekerjaan.